By : Yulia Tri Handayani Cengkok, 08 Maret 2020 09.00 WIB
Demi menyadarkan masyarakat akan pentingnya lingkungan yang sehat dan bersih, Desa Cengkok mulai menggagas program Bank Sampah yang dimotori oleh ibu PKK Desa. Selama 4 bulan Ibu Ika Lestari selaku Ketua TP PKK beserta anggota melakukan sosialisasi melalui pertemuan ibu-ibu pengajian, rapat RT dan RW serta mengundang berbagai sector lembaga sehingga memungkinkan untuk mengumpulkan warga dengan cakupan yang luas. Pada setiap forum ibu Ika mengajak warga untuk memilah sampah. Barang buangan yang masih berguna bisa dikumpulkan dan ditabung di Bank sampah sehingga bisa mengurangi tumpukan sampah di lingkungan. “ibu-ibu sampahnya di pilah ya.. nantinya hasil dari bank sampah tabunganya bisa dialokasikan sesuai kebutuhan masing-masing, sedikit meringankan kebutuhan rumah tangga”. Ungkap bu ika.
Bank sampah Melati didirikan di Desa Cengkok pada bulan Januari 2020 yang diresmikan oleh ibu ketua TP PKK Desa. “ saya beharap bank sampah bukan hanya memberikan dampak positif bagi lingkungan dan nilai ekonomis tetapi juga menciptakan budaya bersih dan menghargai nilai yang terdapat pada sampah organic dan non organic” ungkap Ibu Ketua TP PKK, Ibu Ika Lestari.
Warga belum melihat keuntungan dari system bank sampah, menurut mereka jika mau menjual sampah langsung ke tempat pengepul. Tapi, menurut ibu Binti salah satu anggota PKK “bapak-bapak dan ibu-ibu sampah yang sudah dipilah itu nantinya dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar, karena disulap menjadi ketrampilan, harga jualnya pun juga akan lebih tinggi dibandingkan setumpuk sampah yang belum dipilah”. Ujarnya.
Akhirnya warga menyadari betapa besar keuntungan dari system bank sampah, sebagian warga langsung mendaftar sebagai nasabah bank sampah melati. Semoga kedepannya Bank sampah Melati mampu berkembang sehingga menjadi salah satu sector perekonomian yang mampu mendongkrak pendapatan desa Cengkok dan menjadi agen perubahan bagi Desa Cengkok yang bersih dan asri bebas sampah.
okta 2020-03-16
wah keren sekali, meskipun program bank sampah bukan pertama kali di gagas, tapi smoga dengan telah di terapkannya di satu demi satu desa akan menjadi inspirasi untuk desa lain melakukan hal serupa secara nyata. kira2 kemana kerajinan tangan yg di hasilkan itu di pasarkan?